PostRank

NII abal2 buatan intelegen untuk memberangus gerakan Islam yang mengusung ide penerapan Syariah Islam dalam bingkai Negara Islam, menurut Anda?

Hizbut Tahrir Indonesia

Monday, June 7, 2010

Kumpulan Nafais Tsamarat


Sebagai bahan perenungan dan muhasabah diri, moga hari lebih baik dari hari kemarin...

Nafais Tsamarat: Fitnah Orang Alim dan Faqih

Yazid bin Abi Habib berkata: Sesungguhnya fitnah orang alim dan faqih adalah berbicara lebih dia sukai daripada mendengarkan (pembicaraan org lain)..
Sesungguhnya orang yang berbicara itu sedang menunggu fitnah (dari ucapannya), sementara orang yang diam (mendengar) itu menunggu rahmat (kasih sayang)

[Ibn Mubarak, az-Zuhdu wa ar-Raqaiq]



Nafais Tsamarat: Menyongsong Kematian

Abu Bakar berkata: Berkeinginan kuatlah untuk menyongsong kematian, maka hal itu akan memberikan kamu kehidupan (Ibn Khalikan, Wafiyat al-A’yan, III/67).

Maksudnya, ketika pikiran seseorang tertuju untuk menyongsong kebaikan dan hidup setelah kematian, maka dia akan menemukan makna dan tujuan hidupnya.


Nafais Tsamarat: Ketahuilah Kadar yang Hilang Darimu

Ketahuilah kadar (kesempatan) yang hilang darimu. Menangislah sebagaimana tangisan orang yang tahu persis kadar orang yang kehilangan…
Siapa saja yang memperlama jalan (tujuan)-nya (menuju Allah), maka langkahnya pasti lema.

[Ibn al-Qayyim, al-Fawaid, 50]



Nafais Tsamarat: Akal adalah Bekal untuk Perang Melawan Bala’


Hasan al-Bashri berkata: “Kebanyakan orang sama ketika mendapatkan nikmat, tetapi saat ujian (bala’) ditimpakan, mereka berbeda (satu sama lain).”

Ibn Jauzi berkomentar: Akal adalah simpanan terbaik dan bekal untuk menghadapi perang melawan bala’

[Ibn Jauzi. Shaid al-Khathir, 78]


Nafais Tsamarat: Bersabar

‘Umar bin al-Khatthab berkata: Kita menemukan kebaikan hidup kita dengan bersabar. Andai saja para tokoh itu bersabar, maka akan menjadi mulia.
‘Ali bin Abi Thalib berkata: Ingat, sabar adalah bagian dari iman. Ibarat kepala dengan jasad. Jika kepala putus, maka jasad pun terkulai dan suaranya menjerit. Tidak ada keimanan pada diri siapa pun yang tidak bersabar. [Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, 'Uddatu as-Shabirin, Juz I/(97)]


Nafais Tsamarat: Ikutilah Nabi Dan Sahabatnya Dan Jangan Ikuti Rijal Dalam Urusan Agama

Imam Ahmad bin Hanbal berkata: Di antara ciri kedangkalan ilmu seseorang adalah ketika dia bertaklid dalam urusan agamanya kepada tokoh (rijal)nya, (bukan kepada hujah/kebenarannya).

Ibn Jauzi berkomentar bahwa syariat sudah sempurna, jika Anda mendapatkan pemahaman syara’, maka ikutilah Nabi dan sahabatnya dan jangan mengikuti rijal dalam urusan agamamu (Ibn Jauzi, Shaid al-Khathir, hal. 66-67)


Nafais Tsamarat: Janganlah Bersikap Im’ah

Abdullah ibn Mas’ud berkata: “Janganlah salah seorang di antara kalian bersikap im’ah! ”
Mereka bertanya: “Im’ah itu apa wahai Abu Abdirrahman? Beliau berkata: Jika seorang mengatakan, Aku selalu mengikuti orang; jika mereka mendapat hidayah, akupun mendapatkannya; jika mereka tersesat, aku pun sama. Hendaknya kalian meneguhkan dirinya; jika orang menjadi kafir dia tidak ikut kufur.”

[Abu Nu'man, Hilyatu al-Auliya', 171]


Nafais Tsamarat: Kebenaran Tidak Diketahui dari Tokohnya.

Al Harits bin Hauth berkata kepada Ali: “Apakah Anda mengira, kami menganggap Thalhah dan az-Zubair berada dalam kebathilan (saat Perang Jamal)?

Maka ALi radhiya-Llahu ‘anhu menjawab: Wahai Harits (tampaknya) itu masih kabur bagimu. Sesungguhnya kebenaran tidak diketahui dari tokoh (rijal)-nya, tetapi kenalilah kebenaran itu sendiri, maka kamu akan mengetahui orangnya.”

(Al Qurthubi, al-Jami’, Juz I/340)


Nafais Tsamarat: Banyak Penguasa yang Bekerja dengan Hawa Nafsu dan Pandangannya

Imam Ahmad berkata:
Ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW, Allah SWT mengutusnya dengan manhaj yang lurus dan adab yang bagus. Para sahabatnya dan tabi’in pun mengikuti jalannya. Kemudian masuk penyakit dan bid’ah.

Betapa banyak penguasa yang bekerja dengan hawa nafsu dan pandangannya, bukan dengan ilmu. Lalu mereka sebut itu sebagai politik. Padahal, politik itu adalah syariah.

-al-Maqdisi, al-Furu’, juz VI/425


Nafais Tsamarat Allah Memuliakanmu dengan Islam

Abu Ubaidah menasihati ‘Umar: Wahai Amir al-Mu’minin, Anda akan bertemu dengan para pemuka masyarakat, sementara apa yang tampak (pada penampilan Anda) kurang bagus.
Amir al-Mu’minin, Umar bin Khatthab, balik menasihati Abu Ubaidah al-Jarrah: Allah telah memuliakan kamu dengan Islam, maka kalau kamu mencari kemuliaan pada yang lain, pasti Dia akan menghinakan kamu
– Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, 138.

sumber : hizbut-tahrir.or.id

1 comments:

Nugroho ramadhani said...

Alhamdulillah

Post a Comment