PostRank

NII abal2 buatan intelegen untuk memberangus gerakan Islam yang mengusung ide penerapan Syariah Islam dalam bingkai Negara Islam, menurut Anda?

Hizbut Tahrir Indonesia

Tuesday, March 25, 2008

MEREKA BILANG AKU LESBI… KO’ NGUNU SEH…


Temen ku pernah cerita, kalo dia pernah disukai (dalam tanda kutip) temennya, asal tahu aja, mereka tuh sama2 cewek… aku yang denger cerita itu ketawa2 aja… lucu!

"Ya bagus tho!", jawabku sekenanya

"Kamu ko’ ghitu? dia tuh cewek! yang bener aja masak aku suka sama cewek" protesnya


"masak jeruk makan jerukkkk…", teriak kami hampir bersamaan sambil tangan kami saling menuding, ha.. ha..

"Kamu aja yang Ge-Er, kali aja dia memang baik", semprot ku,

"Kamu bisa membedakan ga temen yang memang dari sononya baik sama yang baiknya ga normal?" tanyanya serius

"Ya udah jangan deket2 lagi sama dia!" alternatif paling aman…

"Eh, kamu tau ga, ada lho yang bilang jangan2 kita ini lesbi?" nadanya tegang, nampak muka serius di wajahnya.

"Asal!!! buktinya apa?", ko’ tega ya ada orang yang bilang gitu!

"Kita khan ga punya pacar….", mulai nih, jawabnya menggoda….

"Apa kita nyari pacar aja biar ga dibilang lesbi?" saran yang tidak menyehatkan menurutku!

"Heh, bilang ya sama mereka, MESKI COWOK DI DUNIA INI HABIS LANTARAN PECAHNYA PERANG DUNIA KE-3, SELAMANYA AKU GA’ AKAN BERPALING SEDIKITPUN PADA CEWEK " aku mencak-mencak

"janji nih?!" cibirnya…

"Ini prinsip! Jika janji bisa diingkari, maka prinsip dibawa mati" bentakku… lah ko’ yang ta bentak cengar-cengir….

Maka dengan ini aku bukan lesbi….

Selengkapnya....

Sunday, March 9, 2008

Film Ayat-AyaT CinTA, Duh… RoMAntiS BangeT…!


Mencermati sosok Fahri yang menjadi tokoh utama dalam novel A2C adalah manusia yang sempurna (setidaknya diantara yang tidak sempurna). Jelas-jelas sempurna! Akupun taidak bisa membayangkan jika sosok fahri itu benar-benar ada di dunia ini. Fahri hanya ada dalam

dunia khayali, hanya ada dalam dunia novel, film dan tidak ada realitanya! Begitupun Sosok2 lain di novel karangan kang Abik. Tengoklah sosok Raihana (Pudarnya Pesona Cleopatra), Azam (Ketika Cinta Bertasbih), yang terakhir ini lebih memanusia. Oh merananya…

Itu Dulu… saat aku baru khatam membacanya. Aneh, padahal sebelumnya berjuta-juta bait kisah sahabat nabi telah ku baca. Tapi saat aku mebacanya sama sekali tak terasa jika kisah-kisah itu adalah perjalan manusia yang pernah exist di dunia, bukan novel, juga bukan dongeng apalagi sinetron. Padahal… mereka jauh jauh lebih sempurna dari sosok Fahri.

Krisis moral bukan saja terjadi di Dunia BArat. Penyakit masyarakat ini pun menjangkiti negeri2 Islam. Dengan kondisi moral yang merosot tajam, hari-hari pun tak ada kebaikan, semua ada tendensi yang bersifat materialis. Pantas kemudian mereka sangat memalaikatkan Fahri. Jika saat ini orang-orang cenderung egois, maka Fahri dengan karakter yang sangat ringan tangan, care dengan permasalahan lingkungannya dianggap sempurna… wajar!

Jika dunia anak muda lagi trend pergaulan bebas, kumpul kebo (baik sejenis maupun tak sejenis), pacaran (dengan segala aktifitas kasak-kusuknya), jawel sana, colek sini, rangkul kanan-kiri, Cipika-Cipiki, bahkan lebih dari itu, maka jangan heran orang menjadi terkagum-kagum disuguhi sosok Fahri yang tangannya tak pernah tersentuh kulit wanita, yang tak mengenal pacaran dalam hidupnya!

Jika dugem, party, konser music, club2 malam menjadi tongkrongan mereka saat ini, maka apa yang dilakukan Fahri dengan berpanas-panas ria untuk ‘sekedar’ talaqi Al-Qur’an menjadi sosok ‘setengah dewa’ dalam masyarakat kita.

Jika aurat wanita semakin tersingkap, baju2 kaum hawa semakin ketat, majalah dan iklan ramai-ramai menelanjangi wanita untuk di suguhkan dalam menu sehari-hari, maka menjadi wajar jika sosok Nurul dengan busana muslim serta kerudungnya dan Aisya dengan abaya, kerudung lengkap dengan cadarnya menjadi sosok manusia yang luar biasa suci, sesuci bidadari di surga.

Jika film, sinetron dan majalah (agak/nyerempet/berbau/benar2) Porno telah menjamur, maka tak heran novel A2C maupun filmnya menjadi suguhan yang sangat sangat moralis!!!

Sepertinya bangsa ini telah kehilangan jati dirinya, hingga tak mengenal lagi nilai-nilai yang seharusnya telah melekat padanya. Bayangkan orang menjadi terheran-heran melihat sosok fahri, nurul, Aisya dalam A2C, padahal apa yang ada dalam novel itu sudah ada dalam Islam. 14 abad yang lalu!!!

Tidak ada konsep pacaran dalam Islam, wanita harus menutup Aurat, tidak egois, selalu care de-el-el adalah Syariat Islam. Yo aneh ae jika umat Islam menjadi asing terhadap ajaran Islam sendiri. Itu saking seringnya bangsa ini melanggar Syariat Islam. Busyet!!!

Padahal dulu, orang menjalankan syariat Islam itu biasa, ya lazimnya begitu. Namanya berIslam, ya harus mengikuti aturan main Islam. Yang aneh itu malah orang yang melanggar ketentuan Islam.
Dulu, wanita tidak menutup auratnya itu aneh, berarti ada perintah yang belum sampai ditelinganya. Sekarang yang aneh itu yang “Berukut”.

Orang Care dengan lingkungannya dianggap luar biasa baik, padahal Islam memang mengajarkan begitu. Dan apa yang dilakukan Fahri dengan aktifitas Talaqi Al-Qur’an barangkali bisa disandingkan dengan para periwayat hadits yang berjalan berhari-hari di padang pasir untuk berburu satu hadits nabi. Begitu dianggap aneh? Padahal begitulah layaknya penuntut ilmu! Mboh kah, njungkir-walek kabeh!
Duh, Allah… Di zaman apa aku hidup ini…?

Di lain sisi, banyak hal yang perlu di kritisi dalam Film A2C.

1. Campur-baurnya kebajikan dan maksiat
Se-islam-islaminya Novel A2C, menjadi tidak ISlami ketika divisualisasikan! Gimana ga? Di sana ada adegan Fahri berduaan dengan Aisya, dan Maria. Ada adegan sentuh-menyentuh antara laki-laki dan perempuan yang notabene dalam kehidupan nyata mereka tidak mempnyai hubungan yang menghalalkan aktifitas tersebut. Pun Nurul dan Aisya mencopot kerudungnya sak enak udhele dewe! (Lihat QS An-Nur 24: 31). Inilah yang menjadikan A2C remang-remang! Dan jelas ini tidak Islami. Praktis, tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut.

2. POligami
Bukannya aku tidak setuju, mentang-mentang aku perempuan! Tapi menghimpun dua istri dalam satu rumah tentulah bukan kebijakan yang bijak. Juga dalam realitasnya, Rasullullah SAW tidak pernah melakukannya. Seharusnya istri kedua tidak tinggal serumah dengan istri pertama. Gimana nih, berpoligami ga ‘Donk’ konsep poligami? Jangan main api, Bung!!
3. de-el-el

Yang jelas A2C juga punya sisi putihnya:

1. Gambaran riil mencari pasangan hidup tanpa pacaran menjadi sangat gamblang. Pernyataan Fahri dalam A2C menjadi justifikasi para pelaku pacaran, bahwa perilaku mereka tidak dibenarkan oleh Islam. Ungkapan yang paling menohok, menurutku. Kalaupun masih ada yang melakukannya, tentulah rasa was-was, takut dan ga sreg meliputi perasaannya. Dan tepat, itulah pointnya. Artinya mereka sadar jika mereka salah, perkara mau meninggalkan atau tidak itu urusan lain, pilihan masing-masing. Ekstrimnya, surga-nerakalah!

2. PoLIgamI
PoLigami lagi?!
Di tengah-tengah gempuran kaum Feminis yang menyuarakan aNtI PoliGami (Selingkuh Yes!), tiba-tiba mereka seolah-olah kena DamPratan keras dengan munculnya A2C ini. Banyak komentar (Survei kos2an) tentang PoligaMinya dari pada yang lain. Kesannya, memang tuh filem Poligami Bangeeeet! Lumanlah, ga perlu capek koar-koar menanggapi isu miring PoliGami, kan sudah dipraktekkan Fahri?!

3. De-el-el.

Wes ah, wes akeh… mau bedah Film A2C? boleh! Tapi kesannya Es-Em-A banget. Kalo mau, film Blood Diamond (Leonardo De kacang Caprio) bisa dipertimbangkan!!! See U…
Sek… sek…, Lho judul-e ko’ berbau RoMAnTis ya? Lha aku iki nulis Opo? Wes emboh lah, njungkir walik kabeh!!!

Dilarang keras untuk Tidak menyebarkan semua artikel dalam blogger ini, baik di modifikasi maupun asal copy-paste (syarat: tetap dalam koridor syar’i)…*

Selengkapnya....

Kebangkitan HP Buntut Ku*


*Judul asli: HP Buntut dan Kebangkitan ISlam

Kurang lebih sebulan HPku dengan tepaksa ku lepaskan dari rutinitas harian. Rusak berat! Kekecewaan semakin terasa ketika aku berusaha membenahi dan mengembalikan
fungsinya, ternyata gatal2 (gagal total). ”Gagal maning, gagal maning”, entah kata itu iconnya siapa namun telah terlanjur merasuk mengalir hingga singgah di hati seolah-olah mengejek, mengolok2, meremehkan bahwa usahaku tak kan berhasil. Penghuni kamarku pun mondar-mandir mengomentari:

“Sudah mbak, dibuang aja, beli yang baru!”
“Itu tandanya sudah minta ganti!”, suara temenku semakin membuat sempit hati.

Sempat putus asa barang beberapa hari namun jauh di lubuk hatiku ada berjuta-juta harapan akan keberhasilan. Secara logika, kerusakannya pun ga sampai hancur lebur. Si buntut itu ga tergilas roda gila cuman sering terjun aja tanpa payung akibatnya ya… merotoli, kacau-beliau dech! banyak komponen-komponen yg ga bersatu sehingga aliran energi dan data ga berjalan. Jadilah ia ga’ lebih dari HP mainan yg di jual 5 ribuan bahkan mungkin di mata balita lebih bagus HP mainan!!

Tragis memang, namun happy ending juga. Ya, aku berhasil! Berhasil menjadikan HP buntut itu berfungsi kembali, seperti semula. Komunikasi pun sekarang lancar, kadang nyendat juga sih coz pulsa sekarat plus kucuran dana segar dari donatur tetap (ebes, memes & seluruh keluargaku, moga Allah memberikan rizki yg barokah) kadang telat. Kau tau shobat, suasana saat detik2 keberhasilan begitu menegangkan. Trauma kegagalan dan harapan silih berganti muncul dalam pikiran. Namun, azam ini terlalu kukuh tuk digoyahkan. Dalam situasi seperti ini, ketika aku memilih mundur Si buntut itu tak akan beres sampai akhir zaman, tapi ketika aku bertahan untuk memilih maju mencoba memperbaiki maka setikdaknya ada secercah harapan akan keberhasilan. Dan memang benar, aku berhasil! Sepontan kuteriakkan Alhamdulillah, yes-yes berkali-kali dengan perasaan mendalam dan suara lirih sambil loncat-loncat. Untung, saat itu ga ada seorangpun di kamar. Andaikata ada, pasti mereka ketawa-ketiwi melihat tingkahku yg agak aneh.

Truss… apa hubungannya cerita si HP buntut itu dengan kebangkitan Islam? Ya ada lah… meski mekso…. Simak ya!

Bangkitnya Islam telah menjadi wacana. Penerapan syariat Islam mulai teropinikan, bahkan mulai menjadi rujukan umat Islam dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Geliat perkembangan pemikiran-pemikiran Islam idiologis merupakan pertanda baik bagi umat Islam. Dulu, wacana ini masih sangat utopis. Bahkan umat Islam sendiri tak yakin akan hal ini, barangkali sama dengan keraguanku memperbaikai si Buntut itu. Di tengah-tengah keraguan umat Islam, justru si gembongnya teroris-Amerika-dengan National Intelelligence Council’s (NIC)-nya, sebuah lembaga yg berada dibawah naungan CIA ”agen intelejen AS” pada awal Februari tahun 2005 memprediksikan sesuatu yg masih sangat utopis sekaligus memberikan angin segar kepada umat Islam dan dunia yg sudah muak dengan bobroknya sistem kapitalis, demokrasi, HAM de-el-el. Melalui Kompas badan itu mengeluarkan statement yg salah satu prediksinya adalah pada tahun 2020 akan muncul New Chaliphate ”Kekhalifahan baru”. Sebuah negara dengan sistem pemerintahan Islam yg akan menyatukan negeri-negeri kaum muslimin, tentunya ini akan mengancam eksistensi dan keangkuhan peradaban Barat. Tepat, seperti yg pernah disampaikan Rasulullah:

”Telah datang suatu masa kenabian, atas kehendak Allah. Kemudian masa tersebut berakhir juga atas kehendak Allah. Setelah itu, akan datang masa khilafah rasyidah yg mengikuti manhaj kenabian, atas kehendak Allah. Dan masa tersebut akan berakhir, juga atas kehendak Allah. Lalu, akan datang masa kekuasan (Islam) yg di dalamnya terdapat kezaliman, atas kehendak Allah. Kemudian masa itu berakhir juga, atas kehendak Allah. Kemudian, akan datang zamannya diktator atas kehendak Allah. Dan masa itu pun berakhir dengan kehendak Allah. Kemudian (terakhir), akan tampil kembali masa khilafah rasyidah yg mengikuti manhaj kenabian. Lalu beliau (Rasulullah) diam.” (HR. Ahmad & Bazzar)

Dari hadits Rasulullah dan juga prediksi NIC cukuplah membangunkan Qta untuk bangkit dari tidur panjang, merajut mimpi menjadi kenyataan bukan hanya angan-angan belaka. Islam akan bangkit, umat muslim sedunia pun tak akan terhina atas kediktatoran dan arogansi kaum kuffar seperti yg terjadi sekarang ini. Tengoklah Afganistan, Palestina, Irak, Kashmir, Pattani (Thailand), bahkan sekarang sudah merambah ke Iran dan masih banyak lagi umat Islam di wilayah lain, harga diri mereka diinjak-injak AS dan sekutunya dengan dalih ”Perang Melawan Teroris”, kelompok sparatis, ekstrimis, fundamentalis. Bahkan Indonesia sendiri dikatakan sarang teroris (Itu sih asal! Enak aja, ga terima nih! Kalo sarang walet sih ada). Terakhir, Rasulullah SAW, Sang Revolusioner sepanjang masa, manusia tanpa dosa, mulia dan suci serta tercinta dihina dengan dalih kebebasan berekspresi. Embeeeerrrrrrrrrr, sangat sangat ember!!! Yang namanya “kebebasan menghina” itu dimana-mana ga ada ceritanya. Hanya ideologi SeTaN (CaPiTalisM) yang mampu memelintir “Kebebasan menghina” menjadi kebebasan berekspresi!! Cuih!! Parahnya, para pengggede negeri2 (Termasuk IndoNesia) muslim bungkam seribu bahasa.

Slogan-slogan tak berdasar itulah yg digembar-gemborkan sebagai usaha menghalang-halangi bangkitnya Islam kembali. Ya, kondisi ini memang masih bisa berubah, selama ada keinginan dan aktivitas untuk merubahnya maka perubahan akan menjadi keniscayaan.

Berkaca pada kisah Si HP Buntut, selamanya ia akan jadi serpihan2 tak bermakna jika tak ada tangan trampil yg mengembalikan eksistensinya (duh.., puitis bo!). Ayo kawan! Back to Islam Paripurna, Qta suarakan kebenaran, gemakan perubahan, perubahan dari akar hingga daunnya. Islam ideologis sebagai dasarnya. Jangan diam jika tidak bisu, jangan hanya meraba jika masih punya mata, jangan pura-pura tuli jika telinga masih berfungsi, jangan berhenti bergerak selama belum mati. Sungguh, hanya kura-kura di dalam perahu saja yg hanya pura-pura tidak tahu!!! Mau?!*

*EPILOG:
Lama nih tulisan ngendon di computer ku, Alhamdulillah saat ini bisa diposting. Sekarang keadaan si buntut itu sudah terkubur (cuman mampu bertahan 1 tahuanan) maklumlah namanya juga buatan manusia, ya fana, seperti biasalah…Eh, tunggu aja kehancuran kapitalisme (dan derivatnya)… kan sama-sama buatan manusia…SelamaT meNunggu Yah…
Dari Pada NunggU, HAnCUrkan Sekalian, ya ga sih?!

Selengkapnya....

Thursday, March 6, 2008

KApiTalisasi pendiDikan, Gamblang tenan, tanpa tendeng aling-aling!!!


Saat jurusan di kampusku
gonjang-ganjing, pasalnya ada slentingan, bahkan bisa dikatakan hampir saja di goalkan tentang
perubahan kurikulum perkuliahan, esok harinya kebetulan diadakan sosialisasi

TA. Dalam pertemuan itu sempat dibahas masalah pergantian kurikulum yang memang
sangat merugikan mahasiswa semester atas. Berdasarkan apa yang dijelaskan di
forum itu, ternyata dari pihak dosen juga merasa ribet banget dengan kurikulum
yang baru itu. keputusan akhir, tuh rencana ga jadi digoal

kan

. Salah satu dosen yang memegang posisi
yang lumayan penting menjelaskan tentang kronologi pergantian kurikulum itu.
Disebut-sebut ada kebijakan makro dan mikro. Dalam forum dengar pendapat itu,
dijelaskan bahwa kurikulum berganti karena itu sudah menjadi kebijakan makro.
Sedang untuk kebijakan mikro, ada salah satu dosen yang menjamin agar mahasiswa
tidak terkena dampaknya, misalnya mahasiswa harus mengambil mata kuliah
tertentu sebagai syarat kelulusan padahal dalam kurikulum sebelumnya sudah
memenuhi syarat kelulusan. Jikapun ada perubahan kurikulum dalam skala mikro
maka akan tetap ada ekivalensi.

Bah,
bikin pusing aja. Tapi ada hal lain yang ingin ku share sama kalian, dari
keterangan tersebut aku menyimpulkan bahwa kebijakan mikro itu ya kebijakan
loKal jurusan sendiri. trus apa yang dimaksud dengan kebijakan makro?? Rasanya
masih ada yang ganjil, di luar forum aku bertanya pada dosen yang menjelaskan
tadi.

“Pak, tadi
dikatakan pergantian kurikulum itu berdasarkan pada kebijakan makro”

“he emh, iya
betul” jawab beliau.

“ehm.. kebijakan
makro itu yang gimana sih Pak?” selidikku

“Kebijakan makro
itu ya… kebijakan hasil dari kesepakatan dosen-dosen pada saat rapat.”

Emh koen! Dosen ko’ ya tega
ngerjain mahasiswa. Kesannya intelek tapi ya sama saja, ini ngerjain mahasiwa.
Wong mahasiswa dibikin ribet apa itu ga ngerjain?! Omelku dalam hati. Tapi ada
kenyatan yang lebih pahit dari jawaban dosen tersebut.

“Lho
berarti ga ada kaitannya dengan kurikulum skala nasional?”

“ga
ada” kepala beliau godeg-godeg

“Kebijakan
itu diserahkan pada universitas masing-masing, ya jurusan masing-masing”
tambahnya.

Karena urusanku dengan dosen
tersebut selesai, maka aku pun pamit undur, padahal ada banyak pertanyaan yang
ingin ku lontarkan.

Dari
jawaban tadi aku jadi mengerti, ternyata otonomi kampus dari sisi kurikulum
sudah berjalan, mungkin tinggal selangkah lagikampus ini menjadi BHMN, apalagi
RUU BHP sudah lama ngendon di DPR, tinggal ketuk palu aja. Jika memang benar
demikian, wah kiamat dah!

Masih
ada pertanyaan yang tersisa dari pertemuan itu, di lain kesempatan aku kembali
menanyakan kepada dosen tersebut.

“Lho berdasarkan apa dosen-dosen
menbuat kebijakan makro tersebut?”

“Yang pertama…” kata beliau

“… karena permintaan pasar….”
Sambung beliau

Seterusnya kalimat tersebut
semakin lirih terdengar di telingaku, pasalnya aku sock dengan ungkapan lugu
seorang dosen, yang ada hanya kata ‘pasar’ yang masih terngiang-ngiang. Duh, Bapak Dosen… kini ku tahu paradigma
insan edukasi (meminjam istilah di radio Rapendik) di kampusku, paradigma
kapitalisme yang sungguh mengakar.

Bayangkan,
seorang dosen mengungkapkan secara sharih, jelas, gamblang, tanpa tendeng
aling-aling bahwa kurikulum yang selama ini dirancang adalah berdasarkan
permintaan pasar, perusahaan yang notabene mereka adalah kaum pemodal, ya para
kapitalis itu, yang mengeruk keuntungan di negeri ini. Maka tak heran, meski
jutaan lulusan universitas yang ada di negeri ini tak mampu menyelesaikan
permasalahan negerinya. Karena dari sistem pendidikan, mahasiswa tengah
dipersiapkan untuk menyelesaikan permasalahan para pemodal, para kapitalis,
yang kebanyakan adalah perusahaan asing, bukan menyelesaikan masalah bangsanya,
lingkunganya, dan masyarakatnya. Lihat saja, berapa juta sudah lulusan
perguruan tinggi, di UI, ITB, ITS, UGM, IPB serta universitas yang lain, apa
kontribusi bereka untuk negeri tercintanya? Lumpur Lapindo sampai hari masih
menyembur, kemiskinanpun tak beranjak dari negeri ini, banjir bandang, banjir
pasang, kasus flu burung pun… hingga kini masih meradang, tanah longsor…

Duh, rasanya
pengen teriak sekencang-kencangnya… DI MANA KAMU WAHAI ANAK BANGSA?! MANA
BHAKTIMU KEPADA RAKYATMU? APA YANG BISA KAU BERIKAN UNTUK NEGERI INI? Pantas
sarjana pertanian diam seribu bahassa saat rakyat menjerit kelaparan. Para
mahasiswa itu bingung, karena selama ini
yang mereka pelajari adalah menanam pohon jarak yang menghasilkan minyak
sebagai bahan baker alternative, padahal

Indonesia

terkenal dengan Negara
penghasil minyak. Jika dipikir-pikir buat apa menanam pohon jarak, wong kita
kaya minyak ko’! padahal yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah beras, kedelai
dan bergai hasil bumi yang menjadi makan pokok rakyat

Indonesia

.
Bahan bakar alternative tuh yang membutuhkan Negara-negar Barat, yang cadangan
minyaknya sedikit….



Af1, kapan2 ta
lanjutin lagi coz ni ku dah di tunggu ma temen… (Ilal Liqo’)

Selengkapnya....

Tuesday, March 4, 2008

SMS NYASAR, SENGAJA ATAU…?!


Wajib dibaca! Sebenernya sih ini bahasan akhwat, but ikhwan must know juga biar ‘ngeh’ dengan hati akhwat. Ya ga sih?! Dari lubuk hati yang terdalam akhwat tuh pengennya terjaga Izzahnya(kemulyaan, red). Udah dibela-belain nahan ketawa pas ada yang lucu saat rapat, misalnya. Ikhwan sih bisa aja ngakak di mana-mana, but bagi akhwat harus puas dengan seulas senyum saja, itupun untung kalo ga kepentut (sorry…^_^) atau kalo pengen ngakak juga ya… ke sono di pojok ruangan. Coz katanya nih, akhwat punya daya magnetis dalam semua gerak-geriknya. Bisa dibayangkan, jika sampe ngakak terpingkal-pingkal plus terjuangkal-jungkal di depan ikhwan, satu-dua detik kemudian kita tinggal menghitung jumlah ikhwan yang terpana lagi terhipnotis lantaran suara tawa lepas tersebut masih terngiang-ngiang. Menit-menit berlalu, maka masihlah hal tersebut menari-menari di hati… Inilah yang namanya penyakit hati. Betul ga, akhi?! Parahnya, hal tersebut jarang disadari akhwat (jangan bilang kalo ada yang sengaja melakukannya!).

Itu tuh baru satu
contoh, masih banyak yang harus dijaga, pokoknya semua aktivitas lah. Bukan
untuk siapa-siapa sih. Syar’inya kan memang harus gitu, hikmahnya ya… Izzah
kami tetap terjaga! Yang namanya akhwat kalo ga punya Izzah ya…. apalagi yang bisa dibanggakan? Nah, masuk ke persoalan nih. Begini, dalam perjalanan menjaga Izzah tersebut tidaklah mudah (meski ga sulit-sulit amat, asal taat rambu-rambu aja), apalagi yang belum istiqomah. Sudah begitu, ditambah pula ulah segelintir ikhwan yang ga bertanggung jawab.

Suatu saat, ada akhwat pinjem HP mo minta pulsa (biasa, pulsa akhwat kos-kosan bawaannya sekarat mulu!). Nah, si akhwat yang punya HP ini langsung wanti-wanti untuk tidak membuka sms dia. Usut punya
usut, tuh inbox kebanyakan berisi sms dari ikhwan. Ya moga aja isinya cuman
nanyain harga jengkol, harga minyak jelantah, SBY ko’ makin tua ya, ato nanyain ayamnya yang mati itu diadzap kubur ato ga. Tapi, keinget pengertian dosa? Bukankah dosa itu yang menimbulkan syak (keraguan) dan si pelaku dosa tersebut akan merasa malu jika perbuatannya itu diketahui orang. Bukan su’udhon, kalo dibilang begitu, semoga Allah mengampuni. Tapi tulisan ini tetep lanjut coz tujuannya biar bisa jadi ibrah (pelajaran, red) bagi yang lain.

Ada juga akhwat yang menyimpan sms ikhwan berhari-hari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Eman, katanya. Coz isinya bagus ko’, menyentuh hati, dan masih dalam koridor syar’i (yang terakhir ini diucapkan sambil nyengir). Sampe HP dia jamuran alias overload!Banyak akhwat yang terjebak dalam kasus ini. Ikhwan SMS, eh diSMS ulang ma Akhwat. Sampailah mereka, menjadi ’alarm’ satu sama lainnya. Alarm Qiyamul Lail, Dhuha, sahur, ngaji Qur’an dan berbagai aktivitas wajib-sunnah lainnya. Awalnya memang menyenangkan, ada semangat baru dengan esensi beda dari yang lainnya.

Ya siapa sih yang ga semangat jika terus disuport ma teman seperjuangan. Trus, lama-kelamaan akan melenakan. Bukan tidak mungkin mempengaruhi kemurnian hati. Efeknya ya… jadi sulit menata hati, gitu! Awalnya gimana? Ko’ korbannya bejibun, untung masih ada yang tertolong, yang lainnya sudah terkapar (ye… emang ikan?!). Modus operandi para pelaku SMS nyasar tersebut adalah:

1. Pengen kenalan
(aja).
2. Bagi yang sudah kenal, nanya itu-ini-anu, pokoknya ada aja yang
ditanyain dan butuh jawaban segera.
3. Pura-pura nyasar alias salah kirim,
berlanjut dengan kenalan.
4. Pemuja Rahasia, dengan sms yang melankolis
bikin hati yang baca terenyuh…
5. Pemuja Terang Bulan. Kalo yang nomor 4
ga pake nama alias pecundang, tapi yang ini terang-terangan, ngakunya gentle,
pake nama, alamat kos-kosan & rumah, jumlah IPK, size kaos kaki de el el
lah. Pokoknya terang bulan abis!
6. Miskol-miskol, sampe ke angkat juga.

7. Akan ditemukan banyak modus, tapi ga akan jauh-jauh dari 6 point
tersebut. Kalian survei sendiri ya!

Sekali lagi, mas, mbak, bukan su’udhon. Benar-benar kami ga tau apa maksud di balik ini semua. Tapi karena dampaknya terlalu runyam, karena menyangkut masalah hati, maka karena inilah tulisan ini dibuat. Kalau hati mulai keruh, kata Aa Gym, …. dengan Allah semakin jauh. Mas, Mbak, tolong di jaga smsnya. Berapa hati lagi yang penyakitan lantaran tergetar oleh sms kita, berbunga-bunga dengan rangkain kata singkat nan sarat makna.

Solusi?

Ada sebagian akhwat
menceramahi habis-habisan sampai ikhwan mikir 1000x untuk sms dia lagi. Ada yang dengan santun menusuk relung hati hingga tak ditemukan hujjah lagi untuk balas sms. Ada juga yang memilih diam, bukan lantaran diam itu emas, but emang pulsa lagi sekarat… he…99x. Tapi berdasarkan pengamat amatiran, menelantarkan SMS alias no comment adalah jurus yang paling jitu. Bertepuk sebelah tangan mana asyik, garing lagi! Barangkali itulah jawabannya. Atau laporin ke posko
penaggulangan bencana lumpur lapindo, kali aja pulsa yang sia-sia itu berguna
untuk ngirim sms pengaduan ke Presiden coz lumpurnya ga berhenti-henti.

Ada catatan sedikit
nih, buat yang sering sms dengan modus seperti yang tersebut di atas untuk
segera menghentikan penyimpangan perilakunya baik yang belum dapet sinyal
penolakan maupun yang sudah kena dampratan, di mohon untuk segera bertaubat. Kalo ga’, ya… kalian memang sudah ga punya malu.
Wo’ o kamu ketahuan…

Sms lagi
Dengan pedenya…
Ga-tau malu! (Gubahan Syair ’Ketahuan’,
Mata Bend yang lagi ngetrend)

Yo wes lah, pesenku
satu, direnungkan Bro, Jangan dipelototin doang!

Selengkapnya....