PostRank

NII abal2 buatan intelegen untuk memberangus gerakan Islam yang mengusung ide penerapan Syariah Islam dalam bingkai Negara Islam, menurut Anda?

Hizbut Tahrir Indonesia

Sunday, March 9, 2008

Film Ayat-AyaT CinTA, Duh… RoMAntiS BangeT…!


Mencermati sosok Fahri yang menjadi tokoh utama dalam novel A2C adalah manusia yang sempurna (setidaknya diantara yang tidak sempurna). Jelas-jelas sempurna! Akupun taidak bisa membayangkan jika sosok fahri itu benar-benar ada di dunia ini. Fahri hanya ada dalam

dunia khayali, hanya ada dalam dunia novel, film dan tidak ada realitanya! Begitupun Sosok2 lain di novel karangan kang Abik. Tengoklah sosok Raihana (Pudarnya Pesona Cleopatra), Azam (Ketika Cinta Bertasbih), yang terakhir ini lebih memanusia. Oh merananya…

Itu Dulu… saat aku baru khatam membacanya. Aneh, padahal sebelumnya berjuta-juta bait kisah sahabat nabi telah ku baca. Tapi saat aku mebacanya sama sekali tak terasa jika kisah-kisah itu adalah perjalan manusia yang pernah exist di dunia, bukan novel, juga bukan dongeng apalagi sinetron. Padahal… mereka jauh jauh lebih sempurna dari sosok Fahri.

Krisis moral bukan saja terjadi di Dunia BArat. Penyakit masyarakat ini pun menjangkiti negeri2 Islam. Dengan kondisi moral yang merosot tajam, hari-hari pun tak ada kebaikan, semua ada tendensi yang bersifat materialis. Pantas kemudian mereka sangat memalaikatkan Fahri. Jika saat ini orang-orang cenderung egois, maka Fahri dengan karakter yang sangat ringan tangan, care dengan permasalahan lingkungannya dianggap sempurna… wajar!

Jika dunia anak muda lagi trend pergaulan bebas, kumpul kebo (baik sejenis maupun tak sejenis), pacaran (dengan segala aktifitas kasak-kusuknya), jawel sana, colek sini, rangkul kanan-kiri, Cipika-Cipiki, bahkan lebih dari itu, maka jangan heran orang menjadi terkagum-kagum disuguhi sosok Fahri yang tangannya tak pernah tersentuh kulit wanita, yang tak mengenal pacaran dalam hidupnya!

Jika dugem, party, konser music, club2 malam menjadi tongkrongan mereka saat ini, maka apa yang dilakukan Fahri dengan berpanas-panas ria untuk ‘sekedar’ talaqi Al-Qur’an menjadi sosok ‘setengah dewa’ dalam masyarakat kita.

Jika aurat wanita semakin tersingkap, baju2 kaum hawa semakin ketat, majalah dan iklan ramai-ramai menelanjangi wanita untuk di suguhkan dalam menu sehari-hari, maka menjadi wajar jika sosok Nurul dengan busana muslim serta kerudungnya dan Aisya dengan abaya, kerudung lengkap dengan cadarnya menjadi sosok manusia yang luar biasa suci, sesuci bidadari di surga.

Jika film, sinetron dan majalah (agak/nyerempet/berbau/benar2) Porno telah menjamur, maka tak heran novel A2C maupun filmnya menjadi suguhan yang sangat sangat moralis!!!

Sepertinya bangsa ini telah kehilangan jati dirinya, hingga tak mengenal lagi nilai-nilai yang seharusnya telah melekat padanya. Bayangkan orang menjadi terheran-heran melihat sosok fahri, nurul, Aisya dalam A2C, padahal apa yang ada dalam novel itu sudah ada dalam Islam. 14 abad yang lalu!!!

Tidak ada konsep pacaran dalam Islam, wanita harus menutup Aurat, tidak egois, selalu care de-el-el adalah Syariat Islam. Yo aneh ae jika umat Islam menjadi asing terhadap ajaran Islam sendiri. Itu saking seringnya bangsa ini melanggar Syariat Islam. Busyet!!!

Padahal dulu, orang menjalankan syariat Islam itu biasa, ya lazimnya begitu. Namanya berIslam, ya harus mengikuti aturan main Islam. Yang aneh itu malah orang yang melanggar ketentuan Islam.
Dulu, wanita tidak menutup auratnya itu aneh, berarti ada perintah yang belum sampai ditelinganya. Sekarang yang aneh itu yang “Berukut”.

Orang Care dengan lingkungannya dianggap luar biasa baik, padahal Islam memang mengajarkan begitu. Dan apa yang dilakukan Fahri dengan aktifitas Talaqi Al-Qur’an barangkali bisa disandingkan dengan para periwayat hadits yang berjalan berhari-hari di padang pasir untuk berburu satu hadits nabi. Begitu dianggap aneh? Padahal begitulah layaknya penuntut ilmu! Mboh kah, njungkir-walek kabeh!
Duh, Allah… Di zaman apa aku hidup ini…?

Di lain sisi, banyak hal yang perlu di kritisi dalam Film A2C.

1. Campur-baurnya kebajikan dan maksiat
Se-islam-islaminya Novel A2C, menjadi tidak ISlami ketika divisualisasikan! Gimana ga? Di sana ada adegan Fahri berduaan dengan Aisya, dan Maria. Ada adegan sentuh-menyentuh antara laki-laki dan perempuan yang notabene dalam kehidupan nyata mereka tidak mempnyai hubungan yang menghalalkan aktifitas tersebut. Pun Nurul dan Aisya mencopot kerudungnya sak enak udhele dewe! (Lihat QS An-Nur 24: 31). Inilah yang menjadikan A2C remang-remang! Dan jelas ini tidak Islami. Praktis, tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut.

2. POligami
Bukannya aku tidak setuju, mentang-mentang aku perempuan! Tapi menghimpun dua istri dalam satu rumah tentulah bukan kebijakan yang bijak. Juga dalam realitasnya, Rasullullah SAW tidak pernah melakukannya. Seharusnya istri kedua tidak tinggal serumah dengan istri pertama. Gimana nih, berpoligami ga ‘Donk’ konsep poligami? Jangan main api, Bung!!
3. de-el-el

Yang jelas A2C juga punya sisi putihnya:

1. Gambaran riil mencari pasangan hidup tanpa pacaran menjadi sangat gamblang. Pernyataan Fahri dalam A2C menjadi justifikasi para pelaku pacaran, bahwa perilaku mereka tidak dibenarkan oleh Islam. Ungkapan yang paling menohok, menurutku. Kalaupun masih ada yang melakukannya, tentulah rasa was-was, takut dan ga sreg meliputi perasaannya. Dan tepat, itulah pointnya. Artinya mereka sadar jika mereka salah, perkara mau meninggalkan atau tidak itu urusan lain, pilihan masing-masing. Ekstrimnya, surga-nerakalah!

2. PoLIgamI
PoLigami lagi?!
Di tengah-tengah gempuran kaum Feminis yang menyuarakan aNtI PoliGami (Selingkuh Yes!), tiba-tiba mereka seolah-olah kena DamPratan keras dengan munculnya A2C ini. Banyak komentar (Survei kos2an) tentang PoligaMinya dari pada yang lain. Kesannya, memang tuh filem Poligami Bangeeeet! Lumanlah, ga perlu capek koar-koar menanggapi isu miring PoliGami, kan sudah dipraktekkan Fahri?!

3. De-el-el.

Wes ah, wes akeh… mau bedah Film A2C? boleh! Tapi kesannya Es-Em-A banget. Kalo mau, film Blood Diamond (Leonardo De kacang Caprio) bisa dipertimbangkan!!! See U…
Sek… sek…, Lho judul-e ko’ berbau RoMAnTis ya? Lha aku iki nulis Opo? Wes emboh lah, njungkir walik kabeh!!!

Dilarang keras untuk Tidak menyebarkan semua artikel dalam blogger ini, baik di modifikasi maupun asal copy-paste (syarat: tetap dalam koridor syar’i)…*

4 comments:

DyInG Phi said...

keren ulasane mbak iki

luki said...

yu must read my blog… bradda…
let’s be positive thingking for our god, for our world..
http://www.uqthink2.blogspot.com
perbedaan itu begitu indah, karena secara sadar ato ga tuhan telah menciptakan mahkluknya dengan penuh perbedaan agar kita bisa terus berfikir, dan berfikir… untuk kebesaran tuhan, gusti alloh!

alfian said...

1) inti dari AAC terletak pada yg… ya yg dikereta itu…
masa seorang Ust mukul, hanx karena gara2 kalah debat dgn seorang murid syeh…???
pakek mukul lagi…
sialan sutradarax…
dia pikir islam cuman ngandalin kekuatan..? karna kalah debat (ngk cerdas bgt…)
2) dibukau ngk sama dengan yg di pelem.
3) negara mesir bukan negara islam
tapi negara sekulerrrr bgt. so, pilem itu mengarah pada sekulerisme
4) ayatulloh muhammad al-fian meneliti & menganalisa : beberapa bulan yg lalu mulai dari anak SD - perguruan tingi mengalami penurunan pada akademisix, yg pada umumx suka melamun..??
apalagi.. ya gara2 AAC itu..

http://www.klix-itn.com

gharizah said...

@ DyInG Phi
thx.. haha.. g keren2 bgt kok.. analisax kurang tajem..
temn2 yg laen boleh nambahi, biar lebih menggigit..

@ Luki
bener ki, tp q emoh bedo adoh2 lah.. eh, we komentari
opo toh jane?tulisanq po seng liyo?

@ alfian
yup bro.. mang byk yg hrs dikritisi.. u/ selanjutnya qt siapkn untuk mengkounter pilm kang Abik yg laen..
“Ketika CinTA BerTAsbih..”
Halah! kok kyk lmbaga sensor pilem ae!

@ 4 All..
jgn lupa klo dah terbit bajakan q dikasih link yach!
hahaha…

Post a Comment